Apakah yang patut dipikirkan dan dan direnungkan saat kita kembali memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) di tahun 2018? Melalui sejarah kegerakan anak muda Indonesia tepatnya 20 Mei 1908, kita melihat kasih karunia Allah yang membangkitkan nasionalisme kaum muda dengan tujuan membawa bangsa keluar dari keterkungkungan penjajahan Belanda yang menekan kehidupan rakyat, memiskinkan, membiarkan bangsa dalam kebodohan, serta penderitaan lainnya.
Munculnya kegerakan Budi Utomo diawali dari pergolakan perpolitikan dunia pada abad 20, dimana di Timur dimulai kesadaran berbangsa yang semakin besar, bukan hanya pada 1-2 pribadi, melainkan pada banyak anak muda. Kegerakan Budi Utomo, dkk. adalah untuk memperjuangkan kebangkitan nasional bagi bangsa Indonesia, terlepas dari perbudakan Belanda yang berlangsung begitu lama. Tepatnya gerakan orang-orang muda pada tanggal 20 Mei 1920. Sejak itulah, bermunculan gerakan-gerakan lainnya di berbagai kota, seperti gerakan Medan, dll.
Orang muda tidak dapat disepelekan, melainkan perlu terus diasah sehingga memiliki wawasan berbangsa dan keterampilan yang andal untuk ikut serta membangun bangsa dan negaranya.
Teladan Yeremia
Di dalam Alkitab, kita memperhatikan bahwa setiap kali umat (bangsa Israel) sedang mengalami kemerosotan dan penderitaan, Allah bertindak dengan membangkitkan orang-orang muda pada zamannya yang berperan dalam menyelamatkan bangsanya. Yeremia adalah pemuda yang dibangkitkan Allah di tengah situasi bangsa yang terpuruk, masa sulit dalam sejarah bangsanya. Amoralitas sedang meningkat, penyembahan berhala, cara hidup, kekerasan, kebrutalan, dan penyembahan dewa palsu ada di mana-mana. Sekalipun di awal panggilannya ia menolak untuk menerimanya dengan mengatakan, “Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda” (1:5). Bagi Yeremia, panggilan tersebut tidak masuk akal, terlalu tinggi, sementara dia masih muda, belum berpengalaman, belum memiliki skill yang cukup, sehingga hal ini mustahil dapat dilakukannya. Tetapi Allah meneguhkan Yeremia dengan Firman-Nya: “Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kau sampaikan” (ay. 7).
Tuhan yang memanggil, mengenal, dan memahami siapa yang dipanggil-Nya.
Selanjutnya Ia berkata: “Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN” (8), Ia juga akan menyertai dan menjagai hamba-Nya. Akhirnya TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: “Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu” (9).
Kemudaan tidak menjadi halangan bagi Allah untuk memakai Yeremia. Tetapi Yeremia harus taat pergi dan menyampaikan Firman Tuhan kepada bangsanya. Selanjutnya Tuhan berkata lagi, bahwa Tuhan sendiri yang akan bersama-sama dengan Yeremia dalam melakukan tugasnya. Ia tidak seorang diri, melainkan dengan Dia yang Maha Tinggi, Mahakuasa, yang sempurna akan melakukan tugas tersebut.
Sebenarnya ini adalah misi Allah dan Dia yang memulai misi-Nya memanggil Israel, Dia juga yang terus mengerjakan dan akan menyelesaikannya. Kita dipanggil untuk terlibat (terhisap) dalam anugerah-Nya bekerja sama dengan Dia. Betapa mulianya panggilan ini.
Selanjutnya, Yeremia diperintahkan untuk menghadapi kondisi yang ada tanpa rasa takut, melainkan untuk mengerjakan panggilan dengan terus bersama dengan Dia. “Tetapi engkau ini, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka!”
Satu hal yang Yeremia harus lakukan:
“Ketahuilah (imperative), pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam (1:10).”
Yeremia harus betul-betul memahami tugas dan panggilannya yaitu menyuarakan suara kenabian, dimana ia ditunjuk oleh Allah,
a. untuk memperingatkan Yudea dan bangsa-bangsa sekitarnya tentang penghakiman Allah yang akan datang,
b. untuk meyakinkan orang yang benar-benar percaya akan kebaikan Allah yang penuh kasih, kasih Allah yang kekal, perhatian Tuhan, dan untuk mengulang janji-janji yang diberikan di masa lalu bahwa seorang Mesias, Mesias Tuhan sedang dalam perjalanan-Nya.
Hanya sedikit orang yang dipanggil untuk tugas yang lebih sulit atau menuntut daripada Yeremia, namun ia setia. Dia tidak pernah berhenti untuk mengingatkan orang-orang akan pesan Tuhan tentang penghakiman yang akan segera terjadi. Pesan itu disambut dengan perlawanan dan sebagian besar kehidupan Yeremia dihabiskan dalam isolasi dan penolakan. Tetapi Yeremia tetap setia dan benar.
Di tengah kondisi bangsa Indonesia yang juga sedang mengalami pergumulan dari berbagai aspek, seperti ancaman terorisme dan intoleransi, korupsi, narkoba, miras, kemiskinan, persatuan, ketidakadilan sosial, dll. ini, kita meyakini bahwa Tuhan pun sedang terus bekerja membangkitkan pemuda untuk bekerja bersama dengan Dia. Apakah kita sebagai intelektual Kristen menyadari dan meresponinya dengan tepat untuk peduli pada bangsa?
Banyak hal praktis yang dapat dikerjakan baik secara secara pribadi maupun kelompok, antara lain:
– Peduli dan berdoa bagi bangsa dan negara (cari tahu apa yang sedang terjadi).
– Mau berteman dengan berbagai pihak yang berbeda keyakinan dan pandangan (tidak eksklusif).
– Terlibat dalam organisasi-organisasi di sekolah (OSIS, dll), kampus (Senat, BEM, dll), atau lingkungan di mana kita berada (RT/RW, Karang Taruna, dll).
– Ikut mengedukasi dan melatih kaum pra-sejahtera agar mereka berdaya dan mampu keluar dari kemiskinan.
– Bekerja sesuai panggilan untuk membangun sistem yang benar (misalnya: orang keuangan mau membangun sistem keuangan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan).
– Ikut terlibat dalam program-program pengabdian masyarakat.
– Tidak alergi terlibat dalam politik praktis.
– Membangun jaringan antar kaum intelektual untuk menjaga kesatuan bangsa.
Allah sedang membangkitkan kaum muda untuk bangsanya, apakah jawabmu?