Perjumpaanku dengan pelayanan Perkantas terjadi sepuluh tahun yang lalu, yakni ketika menempuh pendidikan di Universitas Merdeka Malang, khususnya ketika aku menjadi pengurus di Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen, “Jubilee”. Saat itu, Jubilee sedang getol menata pelayanan pemuridannya, sehingga semua pengurus harus dimuridkan, termasuk diriku. Hal ini mempertemukanku dengan pemimpin kelompok kecilku hingga saat ini, Danang Ardiyanto, yang merupakan alumni pelayanan Perkantas.
“Pengkondisian” itu merupakan berkat bagiku, karena melalui kelompok kecil inilah, aku dipertemukan dengan Yesus secara pribadi dan ditolong untuk hidup sebagai murid-Nya. Hal ini mengubah kehidupanku seluruhnya. Tak hanya itu, bersama keempat orang sahabatku, yaitu Mexy Osmond Soyan, Yehu Pebrianoto, Gadi Makitan, dan Yehezkiel Ebeneser, aku belajar hidup bersama dan merajut persatuan dalam perbedaan.
Perjumpaan itu kemudian berlanjut dengan keterlibatan secara langsung dalam pelayanan Perkantas. Diawali dengan terlibat dalam kepanitiaan, lalu terlibat dalam kamp-kamp yang diadakan oleh Perkantas, hingga menjadi pengurus Persekutuan Mahasiswa Kota Malang. Menjadi pengurus PMK Kota tak hanya memberiku sebuah pengalaman melayani, namun juga pencerahan tentang nilai strategis dan pentingnya pelayanan mahasiswa, serta besarnya potensi pelayanan mahasiswa, secara khusus di Kota Malang. Hal ini menumbuhkan satu hasrat yang kuat untuk menjangkau dan melayani mahasiswa supaya bisa mengenal Yesus dan menjadikan-Nya Tuhan dalam berbagai aspek hidup. Hasrat inilah yang membuatku bersemangat mengerjakan pelayanan PMK Kota dan juga pelayanan pemuridan saat itu.
Bahkan, mulai ada dorongan dalam diriku untuk mendoakan keterlibatan dalam pelayanan mahasiswa.
Doa tersebut dijawab ketika aku mendapat tawaran untuk menggumuli pelayanan sebagai staf Perkantas untuk bidang pelayanan mahasiswa. Saat itu, aku benar-benar bergumul dan berdoa di hadapan Tuhan. Yang kemudian meneguhkanku untuk menerima tawaran tersebut adalah visi yang dibukakan Tuhan ketika menjadi pengurus PMK Kota, yaitu supaya mahasiswa mengenal Yesus dan memper-Tuhan-kan Dia dalam berbagai aspek hidupnya. Selain itu, firman Tuhan dalam Matius 9:37 yang berbunyi, “Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: ‘Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit,” memberikan dorongan untuk terlibat dan menjadi staf. Faktanya, dengan potensi besar pelayanan mahasiswa di kota Malang, jumlah pekerjanya sangatlah tidak sebanding.
Selama menjadi staf, Tuhan menunjukkan banyak hal yang ajaib dan pelajaran berharga melalui pelayanan mahasiswa. Salah satunya adalah potensi besar pelayanan mahasiswa untuk menjadi alat Tuhan akan hadirnya transformasi, baik pribadi, masyarakat, bangsa, bahkan dunia. Mahasiswa yang berjumpa dengan Yesus secara pribadi pasti hidupnya berubah. Yang dulunya mementingkan diri sendiri, kemudian menjadi pelayan yang setia; yang dulunya pemabuk, setelah jumpa Yesus tidak mabuk lagi, dan masih banyak lagi. Mahasiswa yang berjumpa Yesus pasti berani, bersaksi, melayani dan mengusahakan perubahan. Sebagai contoh, keberanian mahasiswa menceritakan kabar baik kepada teman-temannya, kerelaan mengerjakan misi di bidang lingkungan hidup, ketekunan untuk melayani anak-anak jalanan dan mendidik mereka, juga keberanian melakukan pelayanan lintas pulau dan negara melalui talenta yang diberikan kepada mereka. Hal-hal ini meneguhkanku, bahwa Tuhan berkenan memakai pelayanan mahasiswa untuk menghadirkan kerajaan-Nya di tengah dunia.