Kita berada di zaman teknologi komunikasi dan informasi, sampai-sampai Pemerintah kita memiliki satu bidang yang khusus menangani berbagai permasalahan seputar itu, yakni Kementerian Komunikasi dan Informasi. Teknologi Informasi (Information Technology/IT) juga dapat dipakai dalam pelayanan untuk pendataan, komunikasi, maupun edukasi. Namun demikian, Cik Narni yang menggagas pelayanan IT (IT Ministry) mengatakan, masih banyak profesional di bidang IT yang belum menangkap potensi tersebut.
Ketika ditemui di rumahnya di daerah Gunung Sahari beberapa waktu yang lalu, Cik Narni menyatakan keprihatinannya terhadap fakta banyaknya lembaga pelayanan yang belum melirik pentingnya pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi ini. Keprihatinan yang sama itulah yang telah mendorongnya untuk merintis pelayanan di bidang tersebut, yang diberi nama IT Ministry.
Alumnus Binus angkatan ’91 ini pertama kali menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya dalam sebuah acara kebaktian tahun ajaran baru di kampusnya. Sejak saat itu, dia selalu hadir dalam tiap persekutuan yang diadakan di kampus. Pada tahun 1993, ketika masih berada di tingkat dua, Cik Narni yang menekuni sistem informasi ini mulai bekerja di IFS, sebuah perusahaan multinasional pengembang perangkat lunak yang berbasis di Swedia. Meski disibukkan dengan pekerjaan dan kuliah, dia tetap menyediakan waktu untuk mengikuti persekutuan doa di kampusnya.
Pada tahun 1995, penyuka seafood ini mengikuti Kamp Nasional Mahasiswa di Wisma Kinasih yang kemudian memperbarui visi hidupnya. Di kamp itulah dia mengambil komitmen untuk menjadi seorang misionaris di bidang IT dan mulai bergumul untuk itu. Event Urbana pada tahun 2000 yang diikutinya memberikan banyak pencerahan, terutama lewat stand misi OMF. Semasa ditugaskan di Amerika, Cik Narni juga bergabung dalam Indonesia Christian Fellowship. John Chambers merupakan mentor yang sangat membantu dalam pergumulannya mengenai manfaat IT bagi pelayanan misi.
Pada tahun 2002, penyuka buku, olahraga, dan komputer ini mulai merintis pelayanan IT Ministry. Kini, setelah sepuluh tahun merintis pelayanannya, Cik Narni menyaksikan bagaimana Tuhan terus menjagai pelayanan IT Ministry. Ada lima bidang pelayanan yang digarap oleh IT Ministry, yakni: (1) pengembangan komunitas, (2) misi, (3) pengembangan perangkat lunak nirlaba, (4) pendidikan dan pelatihan, dan (5) dukungan dan layanan IT. Hingga saat ini, anggota resmi yang terdaftar dalam pelayanan IT Ministry berjumlah antara 200 hingga 280 orang, dan kebanyakan adalah profesional di bidang IT.
Ibu dari Grace (11 tahun), Ester (8), dan Daniel (7) ini, selain menjadi guru bagi ketiga anaknya melalui home schooling, juga terus menekuni pelayanan IT. Saat ini, sedang mempersiapkan sebuah perhelatan akbar pada tanggal 16-18 Nopember 2012 nanti, yakni Gathering IT berskala Asean, di Jambu Luwuk. Tema yang diangkat adalah “Addressing Mission Challenge in the 20th Centuries Through ICT.” Ada empat bidang besar yang akan dibahas, yakni pendidikan, bisnis/ekonomi masyarakat, kesenjangan digital, dan juga kesehatan masyarakat.
Lebih lanjut, Cik Narni juga mengundang rekan-rekan mahasiswa ataupun alumni yang tergerak melayani di bidang IT untuk bergabung dalam kegiatan-kegiatan IT Ministry. Pada tanggal 28 Juli pukul 09.30 yang akan datang, IT Ministry akan mengadakan sebuah seminar-diskusi dan kapsel dengan tema “Free Open Source Day” di Golden Truly. Ada dua hal yang akan dibahas, yakni pelayanan multimedia untuk gereja dengan menggunakan OpenLP, dan juga pengenalan Office Libre.
Untuk mengenal lebih lanjut tentang pelayanan IT Ministry, Cik Narni akan dengan senang hati membantu. Beliau bisa dihubungi di nomor 08129149214 atau add BB di 23803C9B (sms terlebih dahulu). Cik Narni yang memfavoritkan Roma 8:28 dan Amsal 1:7 ini juga mempersilakan kita semua untuk mengunjungi situs IT Ministry di www.itministry.org dan mengklik menu register untuk mengikuti milis IT Ministry. (ays)