dr. Prapti Utami:
Dokter Mamik, Dokter Herbal

“Bu dokter Mamik, mau tanya adakah obat alergi kalo anak makan telor, ikan, udang selalu gatel di kaki. Trus timbul bintik2 isi air. Terima kasih.”

“disayurkan daun kelor mbak Rina Sigit..dibuat sayur bening.”

Itulah sekelumit pembicaraan yang terjadi di grup Facebook berjudul “Tanaman Obat Keluarga” yang diampu oleh dokter Mamik, panggilan akrab dr. Prapti Utami. Ya, dalam dunia pengobatan herbal, dialah salah satu pakar yang menjadi rujukan. Wanita kelahiran Wonosobo, 30 April 1970 ini mulai tertarik menekuni dunia pengobatan herbal sejak sepuluh tahun silam.

Setelah menyelesaikan studi kedokteran di FK Undip pada tahun 1996, dia sempat bekerja di RS Baptis Kediri (1997), lalu menjadi dokter PTT di Puskesmas Banjarnegara 3 (1997-2000). Setelah PTT, penyuka gado-gado ini diterima sebagai PNS di Bali, namun kesempatan itu urung diambilnya demi keluarga, sebuah pergumulan berat baginya. Namun, rupanya di balik itu, Tuhan rupanya punya rencana tersendiri untuk penyuka warna kuning ini. Tuhan membawanya ke klinik herbal Karyasari di daerah Pondok Cabe, dan sejak saat itu, dokter Mamik memutuskan untuk membuka praktek sekaligus konsultasi terapi herbal.

Banyak kejadian menarik selama menjalani aktivitas sebagai “dokter herbal” ini. Batu ginjal keluar, titer pada pemeriksaan lupus menjadi turun, myoma uteri mengecil dalam waktu singkat, kista ovarium hilang, ulkus Diabetes melitus sembuh, berat badan turun 3 kg dalam sebulan dengan frekuensi makan tetap, adalah sebagian di antaranya. Tentu saja, penggunaan tanaman obat tetap ada aturan mainnya, dan integrasi dengan obat kimia pada kasus tertentu akan lebih optimal, demikian tuturnya.

Dokter yang aktif siaran tiap Jumat pukul 13.00-14.00 di Heartline FM ini mengenal persekutuan dan Perkantas semenjak masih kuliah, yang menolongnya untuk bertumbuh dalam iman. Sabda Yesus, “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” (Mat. 6:34) dan “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya” di 1 Kor. 10:13 menjadi pegangannya dalam menjalani kehidupan dan belajar bergantung pada Allah.

Saat ini, kegiatan yang dijalani oleh ibu dari tiga orang anak (Yohana Intan Kusuma Dewi/13 tahun, Daniel Damaz Hadi Wijaya/11 tahun, dan Immanuel Cakra Hadi Wijaya/10 tahun) ini cukup padat. Selain membuka praktek pribadi, dia juga menjadi seorang medical advisor di sebuah perusahaan swasta. Istri dari Markus KA, pengurus Divisi Bisnis Graduate Center Perkantas, ini juga aktif menjadi pembicara di berbagai kota mengenai terapi herbal.

Tak hanya itu, dokter Mamik juga aktif di berbagai organisasi, antara lain IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Tangerang, Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur DKI Jakarta, anggota istimewa Asosiasi Pengobat Ramuan Tradisional Indonesia, dan Ketua Lembaga Pelatihan dan Pengembangan Kesehatan Indonesia. Beliau juga aktif sebagai narasumber di televisi, radio, maupun koran/tabloid.

Beberapa buku hasil tulisannya yang telah diterbitkan (penerbit Agromedia Pustaka), antara lain: (1) Tanaman Obat Untuk Mengatasi Diabetes Mellitus (2002), (2) Tanaman Obat Untuk Mengatasi Asam Urat (2003), (3) Jus Untuk Diabetes Melitus (2004), (4) Jus Untuk Rematik dan Asam Urat (2004), (5) Jus Untuk Anak (2006), dan (6) Jus Penunjang Kecerdasan Dan Tumbuh Kembang Anak (2010).


**Diterbikan dari Perkantas New Jilid IV, Tahun 2011

Translate »