Sharing Peserta EARC 2024:
Dilayakkan oleh Kasih Karunia-Nya

Sebagai bagian dari pelayanan mahasiswa sedunia di dalam naungan IFES (International Fellowship of Evangelical Students), Perkantas juga terlibat dalam pelayanan IFES di regional Asia Timur. Salah satu bentuknya, adalah dengan menjadi panitia pelaksana dan mengirimkan delegasi dalam event tiga tahunan bernama East Asia Regional Conference (EARC). Di tahun 2024 ini, EARC telah diselenggarakan di Thailand pada tanggal 3-9 Juli lalu. Sebagai refleksi setelah mengikuti acara tersebut, beberapa peserta dari Indonesia menuliskan kesaksian mereka. Di bawah ini adalah kesaksian Rio dari PMK Kota Denpasar. Selamat menyimak.

Redaksi

Suatu pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan: selama seminggu menikmati berbagai momen yang menyenangkan, menyentuh, dan sangat memberkati dalam East Asia Regional Conference (EARC) 2024. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa saya bisa mengikuti EARC, bertemu dengan mahasiswa dari berbagai negara dalam satu payung kegerakan pelayanan yang sama. Kami saling menguatkan dalam small group, belajar mengenal-Nya lebih dalam melalui sesi Bible Exposition, dan belajar “mendengar” suara-Nya dengan berhenti sejenak dari begitu banyak rutinitas, kesibukan, dan suara di sekitar kita melalui sesi Selah serta berbagai keseruan rangkaian aktivitas EARC lainnya.

Momen eksposisi Alkitab menjawab kegelisahan saya selama ini: apakah saya layak menerima segala kesempatan pelayanan, bahkan hingga ikut EARC ini? Apa yang membuat saya layak pergi ke pertemuan sebesar EARC? Bukankah ada orang yang jauh lebih baik dan layak daripada saya untuk mengikuti EARC ini? Saya mendapat jawabannya melalui momen eksposisi Alkitab pada kitab Zakharia 3. Dalam penglihatan Zakharia, Allah mengganti pakaian kotor Yosua dengan pakaian yang baru dan menghardik iblis yang berusaha menghakimi Yosua. Saya menemukan bahwa saya memang tidak akan pernah layak menerima segala kesempatan ini, tetapi Tuhanlah yang melayakkan saya melalui pengorbanan Kristus di kayu salib. Segala pelayanan dan kesempatan yang Tuhan berikan kepada saya bukanlah karena kehebatan saya, melainkan semuanya tentang kasih karunia Allah.

Kasih karunia Allah yang masih diberikan-Nya hingga saat ini—meskipun saya memiliki berbagai dosa dan kesalahan—harus membuat saya lebih bersyukur, hidup dalam pertobatan, semakin taat, dan menghidupi keselamatan dalam segala aspek hidup saya.

Aktivitas small group menjadi sangat berkesan selama EARC. Bersama empat teman dari berbagai negara, kami saling berbagi cerita pelayanan. Ada momen haru dan lucu ketika secara kebetulan keempat teman saya sebenarnya bisa berbahasa yang sama, tetapi mereka tetap berusaha berbicara dalam bahasa Inggris karena saya tidak memahami bahasa mereka. Kami, dengan berbagai keterbatasan berbahasa Inggris, berusaha untuk saling mengerti. Akhirnya, sebagian besar komunikasi kami dilakukan dengan “pantomim”.

Momen sharing ini membuka mata saya bahwa Tuhan berkarya melalui anak-anak-Nya di berbagai tempat dan waktu untuk mengerjakan visi-Nya. Sebuah cerita dari teman Movement A (nama samaran untuk kegerakan di negara yang melarang aktivitas kekristenan) sangat menyentuh hati. Di tengah kesulitannya karena tekanan pemerintah kepada orang-orang Kristen, ia menyatakan bahwa kesulitan yang mereka alami membuatnya semakin merasakan kehadiran Kristus yang nyata serta kasih-Nya yang tidak pernah berkesudahan.

Cerita itu menjadi cambukan bagi saya, karena tempat saya jauh lebih sedikit tantangannya dan justru lebih banyak didominasi oleh kemalasan diri sendiri. Ini menjadi pengingat untuk lebih taat dan setia dalam mengerjakan visi Allah.

Pelajaran baru dari Selah menyadarkan saya bahwa terkadang saya terlalu terburu-buru dalam mengerjakan segala sesuatu. Saya perlu berhenti sejenak untuk merenungkan berkat-berkat yang telah Tuhan berikan, pengalaman-pengalaman bersama-Nya, serta langkah-langkah yang harus saya lakukan bersama-Nya ke depan. Mendengar suara Tuhan dan memahami kehendak-Nya menjadi sangat penting agar apa yang saya lakukan benar-benar efektif dalam mengerjakan visi-Nya.

Perkantas, melalui pelayanan mahasiswanya, memberikan warna tersendiri dalam hidup saya. Gerakan ini menolong saya berjumpa dengan Yesus secara pribadi. Saya sangat bersyukur berada di komunitas yang tepat, sehingga saya terus bertumbuh dalam Kristus dan bertahan di tengah proses kehidupan yang membentuk saya menjadi lebih murni. Saya percaya bahwa segala berkat dan kesempatan yang saya terima bukan hanya untuk diri saya sendiri, tetapi agar saya menjadi berkat bagi orang lain.

Saya rindu membagikan segala yang saya terima kepada mereka yang belum mendapatkan kesempatan yang sama, agar kami dapat bertumbuh bersama menjadi murid Kristus yang setia mengerjakan visi-Nya. Saya berkomitmen untuk terus menjalani pemuridan dan menjadi murid Kristus yang setia hingga pertandingan iman saya berakhir. Saya ingin Tuhan memakai saya dengan efektif untuk menjadi berkat bagi mereka yang belum mengenal Kristus, agar mereka mengenal-Nya dan menjadi murid-Nya.

Saya merasa memiliki utang besar pada Perkantas. Namun, kakak-kakak rohani di Perkantas berkata bahwa saya tidak berutang kepada Perkantas, melainkan kepada Kristus. Perkataan ini sangat menyentuh hati saya dan menunjukkan kasih tanpa syarat demi membentuk murid-murid Kristus yang setia.

Saya ingin terus berada dalam komunitas ini dan mengambil bagian dalam pelayanan yang mendukung kegerakan pemuridan dan penginjilan. Namun, saya perlu mengambil Selah untuk membereskan beberapa hal, agar dapat mengerjakan pelayanan ini dengan efektif, hati yang murni, serta mendengar suara Tuhan dan kehendak-Nya dalam hidup saya. Terima kasih atas kesempatan mengikuti EARC 2024 ini, juga untuk setiap momen persiapan yang membuat saya merasakan kebaikan dan pekerjaan Tuhan dalam setiap prosesnya. Kami sangat bersyukur kepada Allah atas segala dukungan, baik dalam doa, material, maupun nonmaterial yang telah diberikan. Kiranya segala pelayanan kita dapat berdampak bagi semakin banyak orang untuk mengenal Kristus, sehingga semuanya kembali memuliakan nama Tuhan!

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »