Dalam pelayanannya, Perkantas Jember diberkati dengan banyak buah pelayanan, yakni para alumni yang terus berjuang menghadirkan nilai-nilai kerajaan Allah di dalam profesi maupun pelayanan. Salah satu dari buah pelayanan tersebut adalah Rinto Wardana, S.H., M.H., alumnus Fakultas Hukum Universitas Jember.
Advokat kelahiran Beleraksok, Mentawai, ini mengaku mengenal Kristus lebih mendalam melalui kakak-kakak rohaninya di Permaker Perkantas Jember, yakni Eben dan Meliana. Perkantas dikenalnya pertama kali dalam ibadah penyambutan mahasiswa baru oleh Permaker. Setelah itu, ia mulai terlibat aktif dalam pelayanan hingga lulus kuliah.
Aktif melayani sejak muda
Jejak “aktivisme” Rinto tampak sejak masih bersekolah, dimana ia menjadi Ketua OSIS SMUN 1 Pagai Utara Selatan-Sikakap Mentawai dan juga Ketua Gerakan Pemuda GKPM Jemaat Maranatha Sektor Seaybaru Sikakap Mentawai. Selain di Perkantas, penyuka warna putih, biru, dan krem ini juga aktif di Gerakan Pemuda GPIB Getsemani Jember.
Saat ini, penggemar olah raga tenis meja dan bola voli ini pun masih aktif dalam pelayanan mahasiswa, khususnya yang berasal dari Mentawai. Bekerja sama dengan beberapa aktivis dan dosen dari Universitas Kristen Indonesia, anggota paduan suara Nafiri GPIB Paulus Jakarta ini mengupayakan beasiswa bagi putra daerah Mentawai.
Penggemar musik “country” ini mendapatkan gelar masternya di Universitas Pancasila, Jakarta. Saat ini, suami dari Rani Nugraha dan ayah dari seorang putri bernama Macherie ini sedang menjalani studi doktoral Ilmu Hukum di Universitas Pelita Harapan, Jakarta.
Tetap berkomitmen mendukung pelayanan
Meski sudah tidak berdomisili di Jember, penggemar pisang goreng dan teh manis panas ini masih tetap berkomitmen mendukung pelayanan Perkantas Jember. Baginya, dukungan tersebut merupakan wujud dari tanggung jawab iman supaya sebagaimana ia mengenal Kristus melalui pelayanan Perkantas, demikian pula siswa dan mahasiswa generasi berikutnya dapat beroleh kesempatan yang sama.
Tantangan sebagai pengacara bagi anggota berbagai gerakan sosial dan politik di ibukota ini adalah buruknya sistem hukum di negeri ini, dari hulu hingga ke hilir, sehingga seringkali segala sesuatu dijalankan dengan dasar uang.
Namun demikian, komitmennya untuk menghadirkan keadilan sosial tidak pernah luntur. Bulan Mei lalu, ia membuka Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Republik Keadilan di Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk membuka akses pendampingan hukum dan memperjuangkan keadilan bagi masyarakat di tanah kelahirannya tersebut.
“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian kepada mereka.” Sabda Yesus yang dicatat dalam Matius 7:12 tersebut menjadi pegangan hidup Pembina Ikatan Mahasiswa Mentawai se-Jabodetabek ini. Dengan aktivitas yang ada, tak jarang penulis buku yang cukup produktif ini harus pintar-pintar membagi waktu antara profesi dan pelayanan.
Kepada pembaca Perkantas News, ia berpesan, ”Komitmen dan doa membuat segala hal yang berat untuk dilakukan menjadi mungkin dan dari komitmen dan doa, semua tantangan akan dapat dilewati.” (ays)