Ekawaty Rante Liling:
Hidup yang Melekat pada Firman Tuhan

“Si paling task-oriented” bisa disematkan untuk orang sepertiku. Bagiku, yang paling penting adalah penyelesaian dan pengerjaan tugas dengan sebaik-baiknya. Ini bukan lagi hanya soal tanggung jawab, tetapi sudah menjadi identitas diri. Aku melekatkan keberhargaan pada penyelesaian tugas-tugasku.

Rasa berharga dan aman memang dapat diperoleh dari hal-hal yang melekat pada hidup kita, seperti pencapaian, hal-hal fisik, materi yang kita punya, relasi, dan sebagainya. Namun, semua itu sifatnya semu dan mudah hilang.

Kemelekatan hidup yang sejati seharusnya pada firman Tuhan sebagai penuntun hidup yang tak tergantikan. Namun, kuasa firman dapat dialami ketika kita mau tinggal di dalam-Nya, seperti perkataan Tuhan Yesus dalam Yohanes 15:1-8. Hidup yang melekat pada Kristus, Sang Firman yang Hidup, adalah hidup yang menempel dan tinggal di dalam-Nya. Hal ini sangat krusial dalam perjalanan iman seorang murid Kristus. Sebab di luar diri-Nya, manusia tidak dapat berbuat apa-apa.

Sebaliknya, tinggal di dalam firman-Nya akan membuat kita dibersihkan dan akhirnya berbuah. Artinya, hanya dengan melekat pada firman Tuhan, kita dapat mengalami hidup yang ditransformasi dan memiliki kehidupan yang berdampak, yakni berbuah banyak.

Hidup melekat pada firman Tuhan juga merupakan fondasi yang kokoh bagi hidup kemuridan kita di tengah dunia yang terus berubah. Dengan melekat pada firman Tuhan, kita dapat membangun identitas diri pada hal yang lebih kekal dan menjalani hidup dengan bijaksana. Utamanya, kita juga dapat menjaga cara hidup kita agar tetap bersesuaian dengan kehendak Tuhan, sebagaimana tertulis dalam Mazmur 119:9,

Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.

Akan tetapi, hidup yang demikian perlu diupayakan melalui disiplin rohani untuk bergaul dengan firman Tuhan, baik secara pribadi maupun komunal. Disiplin rohani tidak hanya membentuk kebiasaan kita, tetapi juga menolong kita memiliki relasi yang semakin dalam dengan Tuhan. Sebab sejatinya, hidup yang melekat pada firman Tuhan adalah hidup yang terus-menerus berelasi dengan Tuhan. Kiranya kita terus melekat pada-Nya. Tuhan memberkati.


*Penulis adalah Staf Konseling Perkantas Jatim

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »