Selamat ulang tahun ke-52, Perkantas. Jika usia lima puluh dua diibaratkan sebagai manusia, maka pada usia ini, Perkantas dapat dilihat sebagai manusia yang sangat matang. Beragam karya sudah ditorehkan, pengalaman demi pengalaman sudah dikumpulkan. Singkatnya, asam-garam kehidupan telah dicicipi. Banyak cerita yang sudah dikisahkan, bahkan dibukukan. Pemikiran-pemikiran yang alkitabiah sudah dituangkan dan diejawantahkan.
Usia yang matang bukan berarti hidup penuh ketenangan. Masih ada pekerjaan rumah yang perlu diperbaiki, pemikiran-pemikiran mendalam dan bernas perlu dibuahkan, tulisan-tulisan yang menginspirasi perlu ditorehkan, kehadiran pelayanan dalam beberapa aspek perlu diperjuangkan, dan keteguhan kepada pengajaran yang sehat perlu dipertahankan. Jika kita melihat dunia yang berubah, maka di satu sisi, keteguhan perlu dijaga. Tetapi, di sisi yang lain, relevansi dalam model pelayanan perlu dipertimbangkan matang-matang.
Tulisan ini dibuat dengan tujuan ingin merefleksikan kehidupan Perkantas sebagai organisme dan organisasi dalam usianya yang ke-52 tahun. Ada tiga hal yang akan direfleksikan, yaitu: kehadiran, keteguhan dan relevansi.
Hadir dan teguh
Organisasi yang hidup adalah organisasi yang teguh berpegang kepada misi, visi dan nilai-nilai (value) organisasi itu. Dengan kata lain, dapat dikatakan, organisasi yang hidup memiliki kesetiaan kepada hal dasar yang membuat organisasi itu “lahir” ke dalam dunia. Misi memberikan arah dan membentuk program. Visi memberikan semangat, gambaran akhir, kekuatan, harapan. Nilai-nilai (value) membentuk budaya kerja dan memberikan dasar serta acuan bagaimana misi dikerjakan dan visi dicapai.
Kesetiaan atau keteguhan Perkantas kepada misi, visi dan nilainya, sejatinya akan menggerakkan organisme yang ada di dalamnya untuk terus hadir melayani di tengah-tengah sekolah dan kampus. Gagasan ini diinspirasikan dari kehidupan Paulus. Misi yang diberikan Allah kepada Paulus adalah menyampaikan berita Injil kepada orang non-Yahudi. Visi yang ia terima dari Allah adalah melihat orang Yahudi dan non-Yahudi memiliki kedewasaan yang penuh, kesatuan iman yang sama dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah (Ef. 4:13). Nilai-nilai kebenaran yang direnungkannya, ketiganya, membuat ia terus menjelajah kota demi kota di Benua Eropa.
Kehadiran pelayanan Perkantas di tengah-tengah sekolah, kampus dan “dunia” alumni sangat dipengaruhi oleh keteguhan siswa, mahasiswa dan alumni kepada misi, visi dan nilai-nilai Perkantas.
Relevan
Apa yang dilakukan siswa di tengah-tengah sekolah, mahasiswa di tengah-tengah kampus, dan alumni di tengah-tengah dunia ini? Dengan kata lain, kehadiran seperti apa yang kita rindukan terjadi? Jawabannya adalah kehadiran mereka sebagai murid Kristus di sekolah, kampus dan “dunia” alumni. Sebagai murid, mereka dituntut untuk—di satu sisi—teguh berpegang kepada Firman Tuhan dan—di sisi lain—menjadi berkat bagi dunia ini. Inilah gagasan relevan yang dirindukan, yaitu di satu sisi teguh berpegang pada Firman Tuhan dan di sisi yang lain, menjadi berkat di tengah-tengah dunia. Artinya, selama siswa, mahasiswa dan alumni menyadari kemuridan dan hidup sejalan dengan anugerah kemuridan itu, maka hidup dan pelayanan mereka akan selalu relevan dengan dunia ini.[1]
Apa implikasi “gagasan” relevansi ini bagi pelayanan Perkantas? Implikasinya adalah Perkantas harus terus memuridkan siswa, mahasiswa dan alumni. Ketika menjalankan pemuridan ini mungkin akan ada metode-metode baru, pemikiran-pemikiran baru, refleksi terhadap cara-cara lama, akan ada benturan-benturan antara budaya lama dengan budaya baru, kendala-kendala baru, ada persekutuan-persekutuan yang “kritis”, bahkan mati, tetapi mungkin ada persekutuan yang dirintis, bahkan bertumbuh, akan ada potensi-potensi baru. Pun demikian, Perkantas, dalam usia ke-52, kiranya tetap memuridkan.
Hadir, teguh, dan relevan berarti teruslah memuridkan siswa, mahasiswa, dan alumni. Dirgahayu Perkantas.
*Penulis adalah Staf Perkantas Jakarta
[1] Dalam KBBI, kata relevan memiliki arti kait-mengait; bersangkut-paut; berguna secara langsung. Dalam tulisan ini, penulis mengingatkan kembali unsur berguna secara langsung.