Rino Kisadrianto:
Pelayanan di Era Digital: Mulai Saja Dulu!

Mengapa Pelayanan di Era Digital Penting?

Pelayanan di era digital susah? Benarkah? Atau kita saja yang tidak mau memulainya? Bayangkan, dalam sehari berapa lama kita membuka WhatsApp, Instagram, Facebook, TikTok? Menurut data yang dirilis We Are Social bekerja sama dengan Hootsuite, warganet Indonesia menghabiskan waktu menggunakan internet dengan total waktu 7 jam 42 menit per hari. Adapun yang paling banyak dibuka adalah media sosial. Warganet Indonesia menghabiskan waktu 3 jam 18 menit setiap harinya untuk membuka media sosial. Media sosial yang paling sering digunakan adalah WhatsApp, Instagram, Facebook, TikTok, Telegram, dan Twitter.

Era digital memudahkan kita untuk berinteraksi dengan dunia luar. Hal inilah yang seharusnya mendorong kita untuk menjadi saksi bagi Kristus melalui platform media sosial yang kita miliki. Seperti yang dikatakan oleh Paulus dalam surat Roma 10 ayat 14-15, bagaimana orang-orang yang belum mengenal Kristus dapat berseru kepada-Nya jika tidak ada pemberita yang menyampaikan kabar anugerah itu kepada mereka? Siapakah yang mau diutus untuk memberitakan kabar anugerah itu?

Memulai Pelayanan Digital

Kita perlu memikirkan bagaimana media sosial yang kita miliki dapat dioptimalkan untuk memberitakan kabar anugerah kepada mereka yang belum menerimanya. Sejenak mungkin kita berpikir ini adalah hal yang susah karena kita harus memikirkan konten apa yang harus dibuat, bagaimana cara membuatnya, dan bagaimana jika konten yang sudah dibuat tidak mendapat respon yang baik. Terkadang pertanyaan seperti itu membuat kita menyerah dan akhirnya tidak mengambil tindakan apa pun. Lalu apa yang bisa kita lakukan? Mulai aja dulu, itu adalah hal pertama yang harus kita lakukan, ya mulai aja dulu. Karena ketika kita tidak memulainya, kita tidak akan tahu apa yang menjadi kendalanya.

Bagaimana Memulainya?

Sebagai seorang yang telah diselamatkan, tentunya banyak pengalaman rohani yang kita lewati, baik itu pengalaman pertobatan, pengalaman saat kita melewati pergumulan, ataupun pengalaman ketika kita sedang bersukacita. Kita bisa menggunakan perjalanan kehidupan yang telah diubahkan oleh Kristus untuk bersaksi melalui media sosial, salah satunya melalui insta story.

Mengapa Menceritakan Pengalaman Rohani?

Mengapa kita menceritakan pengalaman rohani? Karena melalui cerita, kita bisa memasukkan unsur emosi yang membuat seseorang cenderung bisa mengingat dengan baik apa yang kita ceritakan. Mengapa harus melalui insta story? Karena dalam insta story terdapat berbagai pilihan alat untuk menjadikan tulisan, video, atau gambar menjadi lebih menarik dan juga mudah digunakan.

Dalam menceritakan pengalaman, hindari istilah rohani yang terlalu teknis yang mungkin susah dimengerti oleh semua orang sehingga membuat mereka tidak nyaman. Usahakan sebisa mungkin apa yang disampaikan jujur dan autentik. Fokuskanlah kepada pengampunan, kasih, dan pengharapan yang Kristus tawarkan sehingga bukan pribadi atau usaha kita yang dilihat mereka, namun Kristus yang memampukan dan menolong kitalah yang menjadi poin utamanya.

Konsistensi dalam Pelayanan Digital

Saat kita sudah paham dan mulai bercerita, terkadang kita memiliki semangat yang membara, namun ketika postingan insta story sedikit yang merespon, semangat yang membara itu perlahan padam. Tetaplah konsisten apa pun respon yang diterima karena kunci keberhasilan adalah kekonsistenan. Teruslah meng-upgrade diri agar kita bisa semakin autentik, jujur, dan memiliki kualitas dalam bercerita. Tidak ada yang sia-sia ketika kita mengerjakan sesuatu untuk Tuhan. Teruslah bergerak, kesempatan memberitakan berita anugerah terbuka lebar. Jika bukan kita siapa lagi? Jika bukan sekarang kapan lagi? Semua bisa kita lakukan, jangan takut, mulai saja dulu!


*Penulis adalah staf Perkantas Batam

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »