Sumatera Utara

Lukas mencatat peristiwa kesembuhan perempuan yang sakit pendarahan di tengah-tengah cerita Yesus membangkitkan anak Yairus dari kematian (Lukas 8: 40-56). Dan konteks perikop ini ada ketika Yesus berada di seberang Galilea, di tanah orang Gerasa. Jadi Yesus sedang ada di daerah non Yahudi. Sesuai dengan teologi Lukas, maka penempatan urutan dan peristiwa ini penting. Lukas ingin menggambarkan bagaimana Injil Keselamatan sampai pada seluruh kelompok masyarakat, khususnya mereka yang terpinggirkan.

Hal yang menarik perhatian dalam peristiwa kesembuhan perempuan ini adalah detail peristiwa yang terjadi. Lukas secara jelas menulis bagaimana perempuan ini (baca: non Yahudi) sudah mengalami pendarahan 12 tahun dan tidak ada satupun yang berhasil menyembuhkannya. Perempuan ini kemudian datang kepada Yesus. Apakah ia datang karena mengenal Yesus sebagai mesias? Membaca cerita ini sepertinya tidak. Tetapi dalam keputusasaan ia mendengar ada orang bernama Yesus yang memiliki kuasa sehingga bisa mengusir roh jahat. Perempuan ini akhirnya ingin sembuh oleh kuasa Yesus. Lalu perempuan itu menjamah jumbai jubah Yesus dan iapun sembuh.

Kalau kita perhatikan, ternyata Yesus pun melayani perempuan itu sesuai dengan pemahaman perempuan itu sendiri. Yesus berkata bahwa ada kuasa yang keluar dari diriNya. Yesus tidak mengulangi lagi cara ini di tempat lain. Yesus hanya melakukannya di sini. Jadi Yesus mengizinkan perempuan itu mengalami Yesus sesuai dengan konteks yang dimiliki perempuan itu. Perempuan itu non Yahudi dan peristiwa itu di daerah non Yahudi. Mereka memahami seorang ahli jika mau menyembuhkan maka akan mengeluarkan kuasa dari dalam dirinya. Sedangkan orang Yahudi tidak mempercayai hal itu.

Jadi dari perikop ini kita dapat melihat bagaimana pelayanan Yesus sangat kontekstual agar dapat relevan dengan orang yang dilayani-Nya. Ia hadir di semua konteks tetapi juga tetap teguh untuk membawa keselamatan. Yesus menyatakan “imanmu telah menyelamatkan engkau.” Metode berubah sesuai dengan konteks tetapi isi berita tetap sama yaitu kabar keselamatan.

Kita sedang menghadapi perubahan zaman. Generasi siswa dan mahasiswa yang sedang dilayani sedang berubah. Jika kita hanya berupaya mempertahankan tradisi (metode, program, strategi dan kebiasaan) pelayanan maka kita akan tertinggal dan tidak dapat melayani generasi ini. Lukas secara jelas menggambarkan bagaimana injil kerajaan Allah, berita keselamatan harus sampai ke semua lapisan masyarakat, bahkan orang-orang yang terpinggirkan. Kita harus teguh pada isi berita injil tetapi untuk dapat hadir kita perlu mengkontekstualisasikan cara kita sehingga isi berita yang sama dapat menjadi relevan bagi orang yang kita layani.

Yesus melayani perempuan ini secara personal. Meskipun perempuan itu sudah merasakan dampak pelayanan Yesus tetapi Yesus mengangkatnya ke permukaan dan menunjukkan bahwa Yesus ingin melayaninya secara personal. Di era digital ini pelayanan online membuat kita dapat dengan mudah membawa pelayanan kepada banyak orang tanpa harus berkumpul. Dan orang-orang yang mengikuti program kita pun dapat merasakan berkat-berkat tersendiri. Tetapi pelayanan pemuridan hanya terjadi dalam relasi yang personal. Kita tidak boleh puas hanya pada banyaknya viewers di video-video pelayanan kita, banyaknya peserta ibadah online kita. Pelayanan pemuridan hanya terjadi dalam relasi yang personal.

Jadi, menghadapi perubahan zaman dan generasi ini kita harus tetap hadir secara kontekstual dengan tetap berpegang teguh pada berita Injil. Pemberitaan kita haruslah relevan pada setiap konteks yang kita layani. Relevansi bukan hanya pada cara dan metode tetapi relevan sesuai kebutuhan dan konsisi orang-orang yang kita layani. Dengan demikian mereka tetap melihat bahwa kabar yang sedang kita bawa tetaplah kabar baik bagi mereka bukan cerita tentang kabar baik yang dinikmati kelompok kita.

Akhirnya, kita melihat bahwa Yesus tidak memperbaiki cara perempuan itu mendekatiNya, pemahaman perempuan itu atau melakukan hal-hal sebagaimana yang sudah di lakukanNya di konteks Yahudi. Yesus mengizinkan diriNya dikenal sesuai konteks iman perempuan itu yang sederhana dan memperlakukannya secara personal. Kabar baik dapat sampai ke tanah Gerasa, ke kelompok masyarakat terpinggirkan, kepada seorang pribadi yang tersingkirkan dan kehilangan harapan. Keselamatan tetap merupakan kabar baik bagi semua orang. 

KOMPONEN PERKANTAS SUMBAGUT (MEDAN, 2019)
Translate »