Echoing The Gospel

Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah.

1 Tesalonika 1:8

Jika ada penghargaan TikTok Awards pada permulaan tahun 50 M, maka komunitas jemaat Tesalonika akan menjadi salah satu pemenang penghargaan tersebut dalam kategori “Influencer Based on Christian Community.” Pengaruh dari komunitas ini sangat viral ke berbagai tempat, tidak hanya di Makedonia dan Akhaya, tetapi di semua tempat (ayat 8). Apa yang membuat mereka viral dan sehebat apa konten yang mereka miliki sehingga Firman Tuhan dan kehidupan iman mereka tersiar ke berbagai tempat? Sebagai perintis jemaat Tesalonika, Paulus memberikan kita informasi yang sangat detail tentang komunitas ini.

Ada tiga hal menarik yang dimiliki oleh jemaat Tesalonika dan membuat Paulus bersyukur kepada Allah: Pekerjaan iman, usaha kasih, dan ketekunan pengharapan mereka di dalam Yesus Kristus (1 Tesalonika 1:3). Pekerjaan iman yang dimaksud adalah tindakan yang ditunjukkan karena iman percaya kepada Yesus Kristus. Kebenaran ini sangatlah menarik, jika kita tahu konteks pada saat jemaat Tesalonika menerima injil pertama kali dan beriman kepada Yesus, mereka mengalami penindasan dan tekanan yang berat (Kisah Para Rasul 17:1-10). Benih firman Tuhan yang ditabur oleh Paulus tidak pernah kembali dengan sia-sia. Di tengah situasi dan kondisi yang sulit, iman itu terus bertumbuh dan bekerja di dalam hati dan hidup mereka. Pertumbuhan iman dinyatakan melalui pertobatan sejati, yaitu ketika mereka berbalik dari berhala-berhala mereka dan datang kepada Allah yang hidup untuk mengabdi kepada-Nya (1 Tesalonika 1:9). Dalam hal ini, kita belajar bahwa lahir baru bukanlah seperti merenovasi gedung tua, melainkan merobohkan seluruh bangunan dan mendirikan ulang dengan struktur yang baru. Bukan seperti menambal dengan sepotong kesucian, melainkan kesucian yang ditenun ke dalam seluruh prinsip dan praktik hidup.

Salah satu praktik hidup yang terlihat dari jemaat Tesalonika adalah bagaimana mereka mewujudnyatakan kasih. Tidak hanya kasih yang tertuju kepada Allah, tetapi juga kepada sesama. Di tengah situasi yang sulit, seharusnya mereka yang berharap mendapatkan kasih dan perhatian dari orang lain, namun mereka yang menyalurkan kasih kepada sesama. Sehingga sangatlah mereka menjadi teladan untuk semua orang percaya pada saat itu (1 Tesalonika 1:7). Marilah kita merenungkan bahwa semua kesulitan dan penderitaan yang menghadang kita di jalan kebenaran tidak akan pernah merugikan dan membahayakan. Seperti Paulus yang pernah mengalami belenggu dan penjara, ia terus melanjutkan pelayanan kepada Allah dan pekerjaan kasih kepada jemaat yang ia kasihi dengan cara yang ia dapat lakukan.

Yang terakhir adalah Paulus bersyukur melihat ketekunan pengharapan yang dimiliki jemaat di dalam Yesus Kristus. Bagian ini menunjukkan kepada kita bahwa mereka bertumbuh semakin kuat, sejalan dengan iman yang semakin mereka yakini. Sehingga di segala kondisi, mereka memiliki jaminan penuh untuk tekun berharap kepada Yesus Kristus.

Di dalam semua ucapan syukur Paulus untuk apa yang terjadi dalam kehidupan jemaat Tesalonika, Paulus meyakini bahwa semua itu adalah karena “Injil yang diberitakan bukan disampaikan dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus, dan suatu kepastian yang kokoh” (1 Tesalonika 1:5). Roh Kudus dan bersama Firman Allah berkarya di dalam jiwa jemaat Tesalonika. Paulus yang berkhotbah, tetapi Roh Kuduslah yang membuka mata, meyakinkan, dan menyadarkan hati. Roh Kudus dengan kuat bekerja melalui watak, kehendak, dan afeksi mereka, sehingga mereka dapat dengan sungguh bertobat, rindu menyatakan kasih kepada Allah dan sesama, dan tekun berpengharapan di dalam segala kondisi. Inilah “konten” yang ada di dalam jiwa dan hidup mereka, sehingga Firman Tuhan dan kabar tentang iman mereka tersiar ke berbagai tempat dan mereka menjadi teladan bagi semua orang percaya.

Marilah dengan rasa hormat dan kerendahan hati kita memohon agar Allah mengaruniakan Roh Kudus-Nya untuk menuntun kita kepada pertumbuhan iman, mengalami pertobatan sejati, kasih yang semakin dalam kepada Allah dan sesama, serta tekun akan jaminan pengharapan yang sempurna sampai akhir. Amin.


*Penulis adalah Staf Pelayanan Mahasiswa Perkantas Surabaya

Exit mobile version