“Bertekunlah Mengasihi Tuhan, Allahmu!”

“Maka demi nyawamu, bertekunlah mengasihi TUHAN, Allahmu.” ~ Yosua 23:11~

 

 

Waktu berlalu, generasi berganti. Tidak mudah mewarisi apa yang sudah dibangun dan diperjuangkan oleh generasi terdahulu agar visi terus dijaga oleh generasi penerus. Tantangan dan kondisi yang dihadapi dari waktu ke waktu mungkin berbeda. Namun demikian, sudah menjadi tanggung jawab pemimpin dari generasi lama untuk mengarahkan dan mengingatkan kembali akan visi kepada generasi setelahnya. Pemimpin yang baik akan peka terhadap bahaya yang terjadi jika generasi penerus tidak lagi bertekun mengerjakan visi.

Yosua telah menjadi tua (Yosua 23:1). Pada masa mudanya ia telah memimpin bangsa Israel memasuki tanah perjanjian. Dengan keberanian dan tanggung jawab penuh ia mengikuti apa yang diperintahkan Tuhan melalui Musa. Ia tahu betul bahwa kemenangan demi kemenangan menghadapi musuh Israel itu karena ketaatan kepada perintah Allah (Bdk. Yosua 1:5-8), sehingga mereka bisa menikmati kondisi aman saat itu dan menempati tanah pusaka masing-masing. Sebelum ia meninggalkan bangsanya, ada hal-hal penting yang Yosua sampaikan kepada penerusnya. Ia bisa melihat bahaya besar, jika generasi penerusnya melupakan hal-hal penting tersebut.

Pertama, Yosua mengingatkan kembali penyertaan Allah di masa lampau bagi Israel (ay. 3-4). Bangsa Israel sejak keluar dari Mesir tidak memiliki tanah, mengembara di padang gurun. Allahlah yang berperang untuk Israel, sehingga tanah yang dijanjikan itu akhirnya menjadi milik mereka.

Yang kedua, anugerah yang diberikan Tuhan menuntut adanya tanggung jawab. Yosua menasihatkan kembali kepada umat untuk melakukan hal-hal mendasar yang harus ditaati oleh generasi penerusnya sebagai rasa syukur atas anugerah yang mereka terima, yaitu:

Mereka harus melakukan semua itu dengan bertekun (NIV: be careful) mengasihi TUHAN, Allah mereka. Yosua kenal karakter bangsanya yang seringkali condong kepada allah-allah bangsa lain daripada menaati Tuhan. Sebelum menutup usianya, Yosua memandang perlu untuk mengingatkan agar Israel hanya bertekun kepada TUHAN, Allah yang telah memimpin mereka selama ini.

Bulan Juni 2012 ini, Perkantas memasuki usia 41 tahun. Kalau melihat ke belakang, kita akan melihat betapa besarnya campur tangan Tuhan memimpin dan memelihara pelayanan ini. Tiap-tiap tahun ada kota-kota yang dirintis, ada jiwa-jiwa baru yang dibawa kepada Kristus dan dimuridkan, ada alumni-alumni yang dihasilkan yang bermisi mengerjakan panggilan Tuhan dalam hidup mereka. Meski tidak sedikit tantangan dihadapi, namun tetap kita merasakan penyertaan Tuhan yang luar biasa.

Maka, sama seperti nasihat Yosua, tidak ada cara lain meresponi anugerah penyertaan-Nya, kecuali kembali kepada bertekun mengasihi Tuhan. Ketika kita mengasihi Tuhan, maka kita akan memelihara dan melakukan Firman-Nya dalam seluruh aspek hidup kita. Pemahaman Alkitab yang kita lakukan di KTB dan persekutuan bukanlah program semata, melainkan benar-benar mengupayakan bagaimana pelayan dan orang yang dilayani mempraktekkan ketaatan karena mengasihi Tuhan, bukan karena tindakan legalistik.

Bertekun mengasihi Tuhan juga dinyatakan dalam menjaga hidup kudus di tengah dunia yang makin mengumbar ketidakkudusan, dan juga menjauhi sikap-sikap duniawi yang tidak berkenan di hati Tuhan yang menghambat pertumbuhan pribadi. Tidak cara lain untuk bertahan kecuali generasi ini fokus kepada Tuhan. Sudah banyak contoh kehancuran generasi anak bangsa karena ketidaktaatan, seperti kecanduan narkoba, hamil di luar nikah, aborsi, dan seabreg contoh lainnya.

Kiranya HUT Perkantas kali ini kembali mengingatkan seluruh keluarga besar Perkantas di Indonesia untuk bertekun mengasihi Dia selama-lamanya.

 

*Penulis adalah Yanti Dwijayanti Pimpinan Cabang Perkantas Jatim

**Diterbitkan Dari Perkantas News Edisi II, Tahun 2012

Exit mobile version