Sigit Budi Darmawan, S.T.:
“Aja Adigang, Adigung, Adiguna”

Beberapa waktu lalu, ketika diselenggarakan acara PAK Gabungan di Jakarta, beberapa orang yang tadinya berada di luar ruangan buru-buru memasuki ruangan. Rupanya mereka penasaran dengan tembang Jawa yang terdengar indah dilantunkan oleh Sigit Budi Darmawan, S.T. pada waktu memberikan sambutan. Ketua Graduate Center Perkantas ini sejak kecil memang sudah terbiasa dengan tontonan rakyat seperti wayang kulit, sehingga bukan perkara yang susah baginya untuk nembang bak seorang dalang.

Pria berkacamata yang lahir di Sragen, 44 tahun yang lalu ini setamat SMP di kota kelahirannya kemudian melanjutkan sekolah di SMAN 4 Surakarta, lalu mengambil jurusan Teknik Kimia di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Benar-benar wong Jawa, bukan? Tak heran, jika ketika ditanyakan mengenai kutipan yang disukai, ia menjawab “Aja adigang, adigung, adiguna,” yang dimaknainya sebagai filsafat tentang kerendahan hati. “Jangan merasa paling kuat, paling agung, dan paling penting. Setiap orang memiliki keterbatasan-keterbatasan,” tambahnya.

Bagi penggemar musik pop, jazz, dan keroncong ini, kelahiran barunya adalah sebuah proses yang panjang. Meski demikian, ada momen-momen yang berkesan baginya, yakni ketika mengikuti ibadah Paskah Persekutuan Siswa Kristen Surakarta dengan Pdt. Mangapul Sagala sebagai pembicaranya. Penyuka masakan asin dan pedas ini kemudian diajak bergabung ke dalam kelompok kecil dan persekutuan di sekolah, dan itulah asal mula ia mengenal Perkantas. Selain itu, masa-masa 2 tahun mengikuti kelas Sidi di gereja juga menolongnya memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang iman Kristen.

Pehobi nyanyi dan fotografi ini kemudian terlibat lebih lanjut ke dalam pelayanan ketika kuliah. Ia aktif dipersekutuan kampus maupun persekutuan kota (PMK Yogyakarta). Sigit mengakui, bahwa pelayananlah yang membentuk hidupnya sebagai seorang Kristen yang dewasa. “PMK memberikan kesempatan untuk membentuk pola pikir dan kepribadian yang saya sadari membantu saya di kemudian hari ketika memasuki dunia alumni,” jelasnya.

Di dunia alumni, khususnya di tempat kerja, Senior Manager Demand & Supply dari Arnotts Campbells–Indonesia ini menikmati proses pembelajaran profesi dan kompetensi. Pengalamannya semasa melayani di persekutuan menolongnya dalam belajar melayani kebutuhan orang lain dalam organisasi bisnis tempatnya bekerja dengan sebaik mungkin, bertanggung jawab, dan beretika. Suami dari Widyawati Salim sekaligus ayah dari Priscilla Perlita A.D dan Calvin Gavriel Y.D ini mengaku tidak “alergi” dengan tugas-tugas baru yang dipercayakan kepadanya, karena itu dipandangnya sebagai kesempatan untuk belajar dan bertumbuh.

Menurutnya, Perkantas telah memberikan kontribusi yang positif bagi dunia kekristenan di Indonesia dan juga bagi pembangunan kualitas karakter masyarakat Indonesia. Itulah yang membuatnya tetap bertahan, bahkan ikut aktif melayani, meskipun keluarga dan pekerjaannya juga membutuhkan waktu serta perhatian. Alasan lainnya, ia merasakan sendiri betapa banyak hal yang telah dipelajarinya selama melayani. Ya, pelayanan adalah juga pembelajaran baginya, untuk membangun komitmen, menumbuhkan karakter, dan meningkatkan kompetensi.

Terakhir, Sigit mengingatkan kembali akan “Deklarasi Alumni” yang dikumandangkan dalam Kamp Nasional Alumni 2011 lalu: (1) Kami bertekad membangun spiritualitas yang utuh dalam segala karya dan karsa, (2) Kami mencintai bangsa dan negara Indonesia dan sadar akan hak dan kewajiban kami sebagai warga negara Indonesia, (3) Kami anti korupsi, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan menjunjung harkat dan martabat manusia; (4) Kami bertekad mengambil bagian dalam proses transformasi bangsa sesuai panggilan kami, dengan menjunjung nilai-nilai kejujuran, akuntabilitas, dan integritas; (5) Kami bertekad menjadi pribadi yang produktif, beretika, bermental mengabdi dan melayani orang lain di setiap profesi kami. Kedua, ia mengajak alumni untuk menerapkan dan mengembangkan prinsip 3C (commitment, character, competency) dalam profesi. Dan, dalam rangka “menggelorakan gelombang perubahan” yang lebih besar di masyarakat, pehobi renang ini juga mengajak alumni untuk terus memperkuat jejaring pelayanan, termasuk memanfaatkan media-media sosial yang ada.(ays)

 

*Dituliskan oleh Sigit Budi Darmawan, S.T.

**Diterbitkan dari Perkantas News Edisi III, Tahun 2012

Translate »